Kuberesi semua barang barangku, meskipun ada beberapa barangku yang digasap. Aku kemasi semua barangku termasuk kenang kenangan dari teman ...

Kuberesi semua barang barangku, meskipun ada beberapa barangku yang digasap. Aku kemasi semua barangku termasuk kenang kenangan dari teman teman seperjuanganku dan kujejalkan dalam tas hitam besarku, lalu bergegas menyerahkannya pada pengurus untuk dibawa ke West Born. Aku berkeliling ke kamar kamar Bangsal, aku berpamitan dengan para CKA baru, juga teman temanku yang tidak lulus, aku hanya bisa menyemangati mereka. "Semoga beruntung bulan depan". Aku:"aku pergi dulu," (aku memeluknya) Roy:"kerja bagus kawan, lagi pula ini bukan akhir segala galanya" Aku:"nah begitu dong, kita akan ketemu bulan depan, semoga sukses. Jangan nangis" (aku berjalan menuju bis) Satria:"Rukhan, ini kenang kenangan dariku" Aku:"terima kasih kawan, masih ada kesempatan berjuanglah" (kami berjabat tangan persahabatan) Hari ini hari kelulusan hari yang membahagiakan juga hari yang menyedihkan, bahagia kami lulus meninggalkan penjara suci ini, menyedihkan karna kami harus berpisah dan juga kehilangan waktu kebersamaan dengan teman teman kami. Apa lagi melihat teman kami yang kopral.

    Bus perlahan lahan pergi meninggalkan halaman kenangan Bangsal, ku senyumkan bibirku dan kubiarkan kaca menghalangi angin selatan Bangsal untuk menerpa wajahku, pemandangan hutan tebu yang mengelilingi Bangsal kini digantikan dengan pemandangan suatu desa.

       Angin selatan kini tak mampu mengikuti bus kami, sehingga kini ku dongakkan kepalaku keluar memandangi kota yang dikelilingi pegunungan. Kota Kelud.
Ketika kami memasuki pusat kota, kami melewati sebuah jembatan menuju pusat kota, sungai brantas menambahkan keindahan pintu gerbang masuk kota, sungai Brantas membelah masa lalu untuk melewati jembatan menuju hidup yang baru.
Setelah melewati bundaran kota, akhirnya kami melihata menara agung, kami hampir sampai di West Born. Semua anak menoleh memandang menara, menara yang hanya bisa kami saksikan 15km dari Bangsal, akhirnya kami bisa melihatnya dengan dekat. Ketika bus memasuki komplek Burengan jalan begitu rame, meskipun sehabis Golden Week. Anak anak yang gaduh dan rame kini terdiam dan tak sabar segera turun.
Bus melaju pelan memasuki halaman Universitas. Kami segera turun dari bus setelah bus diparkiran didepan halaman gedung WB.

"ayo maz maznya, segera cari tasnya masing masing dan dibawa ke lantai 3, gedung WB." Begitulah intruksi dari seorang pemuda yang mengenakan kaos kerah merah, bertuliskan DMC. Kami menuju gedung WB lantai 3, sesuai intruksi.

***

Setelah kami membawa barang kami ke lantai 3, kami bergegas turun dan berkumpul untuk mendapat pengarahan dilantai bebas. Setelah pengarahan selesai Sugi mengajakku keluar;

Sugi:"eh, boring nih, udah 2 bulan kita seperti dipenjara, ayo kita cuci mata,"

Aku:"oke, sekalian kita ajak Deden dan Johan"

Setelah meminta surat izin dikantor kami ber 4, jalan jalan keliling kota bersepeda, kami menyewanya dirental. Banyak juga CKA yang baru lulus keluar hari ini mungkin Bangsal benar benar mengurung kami dalam sangkar primitifnya. Kami ber 4 bersepeda dijalur pinggir sungai Brantas, suasananya lebih menentramkan juga begitu sejuk, rindang penuh pepohonan. Setelah berputar putar kami beristirhat ditrotoar dibawah pohon mahoni besar.

Johan:"WoW, sudah lama tidak cuci mata,"

Sugi:"iya ya, bosen juga setiap hari ketemu terong mulu"

Deden:"ah, kurang juga menurutku, kurang putih"

Johan:"yah setidaknya lumayanlah,"

Sugi:"kalian kasih nilai berapa?"

Johan dan Deden: "tuju setengah"

Entah apa yang mereka obrolkan setidaknya aku bangun dari pemikaranku tentang hari kelulusan, dengan tangan mengepal aku jitak kepala mereka dengan expresi ala Naruto ketika takut.

Aku:"oi, jadi dari tadi kalian mentelengi paha!, dasar kalian, ayo! bangun dari khayalan liar kalian"

2 cewek yang dari tadi jadi pusat perhatian mata mereka cuma bisa tertawa tawa. Sejatinya lelaki itu menyukai wanita cantik, tapi tak bisa hanya mencintai kecantikan mereka.

Sang Terpilih

Pagi ini adalah hari seleksi dimana kami akan dimasukan kedalam kelompok, pemilihan berdasarkan fisik juga hasil ujianmu, tapi ada banyak persepsi kalau fisik lebih mendominasi. Kami para CKA yang baru lulus sekarang berada digedung WB lantai 2, dimana gedung tanpa tiang yang begitu luas ini dibagi menjadi 2 bagian dengan dampar, 2 sisi masing masing berisi meja dan bangku seperti didalam kelas sekolahan, kami semua duduk disisi sebelah kanan, kami mencari teman teman masing masing untuk duduk bersama, ada juga yang duduk menyendiri dibarisan paling depan dan barisan paling belakang. Kami semua berceloteh dan membicarakan dikelompok mana kami akan masuk, dan sebagian anak berharap masuk kelompok favorit mereka dan berdoa semoga tidak menjadi anak Keamanan.

Deden:" kamu mau masuk kelompok apa?"

Aku:"entahlah, jika dinilai dari fisik mungkin bakalan masuk Keamanan!"

Deden:"ih, jangan ei, Keamanan ma susah, udah lama juga ei"

Aku:"kita tunggu saja,"

Seorang pria mungkin berumur sekitar 30an masuk dan duduk dimeja guru bersama 2 asistenya, pria tersebut memandang kami yang diam deg degkan begitu lama.

"baiklah para Calon Kiriman Admiral selamat datang di West Born, kalian siap!"

"siap!"

"bagus, memulai acara pemilihan kelompok pada pagi hari ini sebelumnya saya perkenalkan diri saya, sesuai kata pepatah tak kenal maka tak sayang, karna itu saya perkenalkan diri saya kepada anda semua,
Assalamualaikum Warohmatulohi Wabarokatuh"

Setelah panjang lebar dengan pembukaanya yang begitu bertele tele dan juga boros waktu, Pak Nur Hd pengurus kesiswaan akhirnya menyelesaikan pidato panjangnya yang melenceng "OOT"

Pak Nur Hd: "baiklah langsung saja saya mulai, mohon yang saya panggil langsung pindah dibangku sebelah kiri, 'Rukhaan Saido Vahhin' ". Mendengar namaku pertama dipanggil rasanya kakiku ngilu, aku berjalan melemati mata puluhan anak yang memandangiku tajam seperti aku adalah mangsa yang mereka incar, aku melewati jalan diantara meja paling depan dan meja guru, aku duduk dimeja yang agak menengah, sendirian, menunggu nama yang akan disebutkan.

Pak Nur Hd: "Aldian Purnomo, Agus S, Bayu Adi, Yusron, Teungku Umar"

Dari sekian banyak nama yang dipanggil aku mengenalinya ada yang satu kelompok denganku waktu di Bangsal, ada Yus, Bay, juga Agus.

Pak Nur Hd:" yang saya panggil maju kedepan, Rijal Wahyu, Trizo Izoe, Zaenal Abidin, Jack Putra Purman, Agung Adi, Didick N, Ahmad Amint toemi."

Sebagian aku mengenalinya rata rata anak satu kamar denganku waktu di Bangsal.

Pak Nur Hd:"yang saya panggil langsung menuju mz.ini dan kembali ketempat semula".

"Deden Setiawan, 12"
(aku tak menyangka tidak akan satu kelompok dengan Deden)

"Rodhi Jauhadi, 7"
"Hasanudin, 18"
"Armesta Aire, 19"
"Muhamad Hasry, 1"
"Abdur Rohman Baihaqi, 16"
"Defri Ridho, 6"

(Hampir semua teman temanku rata rata masuk kelompok andalan)

"Febbi Shun, 3"
"Hasbie, 12"
"Adib Khoirudin, 13"
"Ustum Maulana, 16"
"Irfandi Pradana, 18"
"Hero Yudha Firdaus, 18"
"Aziz Hidayat, 7"

"baiklah, sekarang yang berdiri, akan saya konfirmasikan, kalian tau West Born memanglah luas, tapi juga terbatas tempatnya, sekarang ada 400 CKA dan yang lulus sekitar 297, jadi saat ini kelompok kelompok juga tidak bisa menampung kalian semua maka dari itu kami akan mengirim kalian ke Akademi, suatu hari kalian juga akan kembali, disini maupun di Akademi sama saja, jangan berpikir kami membuang kalian, malah sebaliknya kalian semua berjuang bersama sama, jika West Born mampu menampung semua CKA pasti bakal ditampung semua, tapi karna tempat terbatas fasilitas terbatas. Kita juangkan semua ini dengan semangat kita satu keluarga, dan jadilah yang sempurna agar ketika Tombak Admiral diluncurkan kalian menancap sempurna". Itu artinya mereka dipindah.

'Kegagalan adalah suatu bentuk dari penyisihan, yang mana hasil kerja keras tak selamanya dihargai.'

Semua CKA yang masuk kelompok meninggalkan gedung, tersisa diriku yang menatap teman temanku maju satu persatu menerima surat dipindah, termasuk ketuaku, Riz, mereka lulus karna hasil kerja keras mereka, tapi orang orang yang punya bakat alami selalu menang. Bukan berarti mereka ditolak disini, mereka dipindah agar menjadi lebih baik, kemampuan mereka mencukupi tapi yang dibutuhkanlah yang selalu dicari.




     Bumi ini diam tak bergerak, gunung gunung memakunya dengan kuat, awan mengimbangi warna biru laut yang tak pernah dilihat didaratan savana, sehingga memberi gambaran sebiru apa lautan itu.

    Sore itu, langit membiru ungu bermandikan sinar oranye sang ma
tahari senja, kala itu aku sehabis bermain bola. Rumput liar tumbuh subur diatas bukit yang kini aku duduki, sementara mataku tertuju dibawah sana teman temanku yang bermain bola, keringat mendinginkan tubuhku yang kelelahan ini, sambil kuteguk sebotol air mineral.

Munah: "kau benar benar berbakat ya,"

Aku: "ah, tidak juga, aku hanya bermain, dan karna aku menyukainya"

Munah: "kau selalu menang, dan tendanganmu selalu menghasilkan gol"

Aku: "aku merasa bosan, entahlah aku tak berbakat dalam bidang apapun, aku hanya menjalankan apa yang kusukai"

Munah: "jika kamu mengasah kemampuanmu maka kamu akan tahu hasilnya nanti, semakin kamu asah bakatmu akan terus berkembang"

Aku: (aku tersenyum padanya) "yah, aku hanya bisa menikmati saja, dan aku ingin terus bersama mereka"

Munah: "manusia akan terus berkembang hidup terus maju, seiring bertambah dewasa semuanya akan jadi kenangan"

Aku: "dan aku ingin mengikat kenangan itu"


Manusia tak kan pernah menang melawan rasa kesepian, seberapa bahagianya orang diukur seberapa banyaknya orang yang mengenalnya, seberapa baiknya seseorang diukur seberapa hatinya diisi cinta juga penderitaan.

Para CKA yang duduk didampar sebelah kiri
 akhirnya dipanggil, tinggal kami yang tersisa ada sekitar 105 anak, lumayan banyak.

Pak Nur Hd: "baiklah, sekarang kalian adalah calon seorang Admiral, kalian sebagai orang terpilih dan punya kemampuan, maka dari itu, dimanapun kalian nanti saya harapkan kalian sak dermo, legowo hatinya menerima, maka dari itu kami akan menunjuk kalian untuk menjadi DMC dan Keamanan. Dimanapun kalian harus sak dermo ini semua demi kelancaran kita semua, kalau bukan kalian terus siapa?. Baiklah saya lanjutkan, yang saya sebut masuk DMC".
(sekitar 30an anak terpilih, dan aku bersyukur bukan salah satunya.)

"sekarang berarti, yang tidak dipanggil menjadi keamanan". (sesuai dugaanku, juga sesuai dengan keadaan fisikku)

"segera menghampiri maz ini untuk didata".

Aku menghampiri salah satu asisten yang ditunjuk pak Nur Hd, untuk pendataan. Tepat ketika namaku akan dicatat, ada beberapa remaja yang mendatangi pak Nur Hd dan mengatakan sesuatu.

Pak Nur Hd: "iya, eh kamu, kesini, namamu siapa?"

"Rukhaan Saido Vahhin, pak"

"yo wes, iki, arek iki. sekarang kamu masuk kelompok 14"
(aku tersenyum lega, karna tidak jadi masuk keamanan, Alhamdulilah.)

"oke, maz sekarang sampean masuk dikelompok saya, ini teman saya akan membantu membawa barang sampean"

"iya, maz". Jawabku.

Semua CKA berharap tidak masuk DMC dan Keamanan, karna tugas yang berat dan sistem yang membuat meraka agak lama disini. Aku hanya bisa bersyukur aku bukan salah satunya. 'hal yang kau pilih itulah cerminan masa depanmu, dan sesuatu yang kau terima ikhlas sepenuh hati adalah jalan menuju masa depanmu'.

***

    Geremis pagi dibulan januari kini memenuhi hatiku menjadikan bahan bakar siap mendidihkan semangatku. Pagi ini kami para anggota baru kelompok 14 akan mendapat pengarahan, kami semua berbaris rapi, hingga seorang laki laki bertubuh tinggi besar berdiri dihadapan kami;

"Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh, (waalaikumussallam warohmatullahi wabarokatuh). Baiklah disini saya akan memperkenalkan diri saya nama saya 'Arya Kamandanu' saya biasa dipanggil Arya, umur saya 19 tahun, dan saya adalah ketua A disini, dan selamat datang untuk anggota baru kita semoga kalian betah disini. Jadi kami kelompok 14 'WB' adalah termasuk kelompok andalan, tidak sembarangan orang yang dipilih, kelompok 'WB' full kegiatan untuk amal sholeh, disini kalian anggota baru harus segera menyesuaikan diri kalian, buang sifat malas yang ada pada diri kalian hari ini, buang semua sifat induvidualis, egois kalian, kita disini satu keluarga dan semua dikerjakan secara bersama sama, selamat datang keluarga baru kami. Baiklah sekarang perkenalkan diri kalian masing masing".

Setelah kami memperkenalkan diri kami masing masing, akhirnya kami diajari teknik dalam ber'amal sholeh', seperti menyapu, mengepel, berlari, dan berbagai hal lainya. Ada 10 anggota baru termasuk Sugimura, teman Bangsalku".

***

Harris: "Saido, nanti sore ada apel, jangan lupa ya"

Aku: "oke," (Harris adalah seniorku disini, juga menjadi mentorku saat ini, jika ada sesuatu yang ingin kutanyakan aku hanya harus bertanya padanya)

    Setelah kami belajar ilmu niffu menyapu, kami bergegas mandi dan menuju kelas kami masing masing. Kami para CKA yang baru lulus berarti kami naik satu kelas lagi setelah kelas PB di Bangsal, kelas Lambatan. Aku bergegas menuju kelasku, aku bersama Harvin anggota 'WB' yang baru segera menuju kelas sejarah. Kami berdua melewati gedung utama dan menuju komplek Kustur, kelas kami terletak paling jauh, yaitu digedung kustur lantai 2. Kelas kami tidak terlalu penuh, tidak terlalu banyak yang datang. Pelajaran dimulai tepat pukul 8.

Aku: "kau tau Sugi masuk kelas apa?"

Harvin: "dia bersama Let juga Son ke kelas politik, kurasa dia lebih tertarik dengan hal semacam pemikiran, atau apalah"

Aku: "begitu ya," .

Guru kami datang, guru kami bernama 'Zaini Ahmadi'. Kami memanggilnya prof. Zaini". Hari ini banyak hal yang ingin kutanyakan jadi aku putuskan masuk kelas Sejarah.



            Universitas West Born, mempunyai sistem pendidikan yang dibagi perkelas, kelas pertama adalah kelas PB di Bangsal (khusus cowok), lalu kelas
Lambatan, Cepatan, Saringan dan kelas akhir yang menentukan kelulusan sudah layakkah menjadi seorang Admiral d
an Komandan. Tidak seperti Universitas lain yang belajar sesuai jurusannya, kami di WB lebih belajar kepemimpinan tidak hanya ilmu pengetahuan, dan kami juga belajar praktek pemberdayaan SDM bagi masyarakat dikelas MT Management, setiap malam kami belajar ilmu agama, kami mengaji sambil belajar. Disini juga pendidikan karakter lebih dipraktekkan, disini juga para generasi klan Hamura yang moralnya rusak dibimbing agar menjadi sejatinya orang dan memahami hidup yang sekali ini. Lebih baik menjadi mantan preman, dari pada mantan orang baik.
Setiap kelas memiliki agenda pembelajaran sendiri sendiri, juga ada target materi yang harus diselesaikan, dalam setiap kelas juga terdapat target sendiri; PB 2 bulan, lambatan 6 bulan, cepatan 6 bulan, saringan 1 bulan dan kelas akhir 3 bulan. Selama 1 tahun setengah kami di GEMBLENG untuk menjadi seorang Admiral dan Komandan, untuk menjadi tombak estafet generasi penerus Admiral terdahulu.

[kelas]

Aku: "prof. Aku mau tanya, apa yang dimaksud ilmu nisfu?"

Prof. Zaini: "em, ilmu nisfu itu adalah ilmu yang didapat langsung dari orang yang belajar. Jadi gini, misalnya kamu menemukan cara membuat kopi, dan kamu adalah orang yang pertama menemukannya, lalu ilmu membuat kopimu kamu nisfukan kepada seseorang, lalu seseorang itu juga mengajarkan pada seseorang, ilmu membuat kopi itu jadi murni karna kamu belajar pada orang yang telah belajar pada sang pembuat. Beda jika kamu membuat kopi dengan membaca buku atau bikin sendiri, mungkin lebih enak atau rasanya malah hancur. Tapi dengan belajar secara nisfu ibaratnya kita punya ilmu yang sah!".

Har: "maaf pak, saya masih belum bisa paham,"

Prof. Zaini: "jadi gini, gambaran lebih mudahnya bagi kalian, kalian belajar silat pasti dari guru kalian, entah kalian belajar pada orang yang lebih muda atau yang lebih tua pasti kalian menghormatinya, tidak mungkinkan jika kalian belajar sendiri? Meskipun dari buku sekalipun kalian tidak akan punya gerakan yang sama pada perguruan silat yang kalian ikuti jika tidak langsung dengan guru kalian. Ilmu nisfu menjadikan kalian punya patokan dan ilmu yang benar langsung dari sumbernya yang diturun temurunkan Dan ilmu nisfu itu buatan manusia, sudah paham?"

Kami: "ya, prof"
    Jam 11 siang pelajaran usai, kami berdua langsung bergegas menuju gedung WB, sudah banyak kelas yang sudah bubar jadi begitu rame dijalanan. Setelah sampai digedung, kami berganti pakaian Hem kami dengan kaos, kami bergegas mengambil sapu yang sudah ditata rapi oleh anggota yang lain. Aku berlari pelan dan mengambil sapu yang enak pegangannya dan juga yang ringan, setelah itu aku berlari keujung gedung untuk membersihkan pijakan sambil menunggu anggota yang lain. Setelah regu menyapu berkumpul kami membentuk barisan lurus lalu kami mengangkat sambil menunggu aba aba. Son yang ditunjuk sebagai komando regu menyapu, suaranya yang lantang menarik sesuatu yang dalam adrenalin meningkat. "satu, dua, tiga". Dengan kompak kami mengayunkan sapu kami bersamaan dan mendorong sapu pada pijakan yang telah kami sapu. Lalu kami mulai menyapu, gerakan tangan kanan dan kiri yang begitu cepat memberi keseimbangan ketika kami menyapu menghadap arah kiri, meskipun gerakanku masih kaku total, tapi ada sesuatu perasaan yang menghanyutkanku dalam menikmati menyapu. "BALIK". Mendengar, komando kami langsung otomatis berbalik kanan, ketika tubuh menghadap kanan gerakan tangan kami seperti burung terbang dengan gerakan yang sedikit pelan dari yang awal, semenatara kaki kami menari otomatis. 2 bulan yang lalu aku yang memandangi dan terkagum kagum dengan mereka, kini aku adalah salah satu dari mereka.



    Di Universitas West Born kami para CKA bertempat digedung yang bernama 'Wisma DMC' gedung 6 tingkat sebagai kamar kami. Kami anggota kelompok 14 bertempat dilantai 3, sementara lantai pertama dihuni keluarga pribumi, lantai 2 dihuni anak anak DMC dan KMN juga Osip Kesiswaan, lantai 4 dihuni anak kelompok biasa, lantai 5 sebagai gym dan lantai 6 sebagai tempat jemuran. Dan tetangga kami adalah sesama anggota kelompok andalan, mulai dari kelompok 11 sampai 20.

[Kamar]

Kamar kami berdampingan dengan kamar camp 16 dan 17, luas kamar kami sekitar 8x10 meter berisi 45 anak, cukup luaslah untuk menaruh perlengkapan kami.
Har: "uah, lelahnya . . .," (tidur bersandaran didinding)

Aku: (menaruh tas dikeranjang) "mana anak anak yang lain".

Har: "masih di WB mungkin, oh ya gimana kabarnya anak anak yang dipindah?"

Aku: "besok mereka akan diberangkatkan" (aku duduk disebelah Har dan masuk anggota WB yang lain)

Har: "aku tak paham tentang pemindahan itu, kukira semua bakal ditampung disini."

Ade: "karna mereka bukan pilihan" (masih menghadap raknya setelah ganti pakaian)

Aku: "apa memang begitu sistemnya?" (lalu mz. Aris datang dan menjelaskan pada kami)

Aris: "jadi begini, seperti yang telah dijelaskan Pak Nur Hadi, bahwa memang semua CKA tidak bisa ditampung disini tapi juga ada sebab yang lain, bahawa fisik kalian juga dinilai dan hasil ujian kalian yang menentukan dimana kalian akan masuk kelompok. Akademi dibangun untuk memperbaiki kekurangan mereka 'meskipun hasil kerja keras mereka tidak diakui tapi, ketekunan merekalah yang akan membuahkan hasil'. Tidak sembarang orang bisa masuk disini"

Har: "jadi kita benar benar pilihan"

Ade: "tidak juga, waktu kita PB tidak ada penilaian kepribadian, jadi belum kelihatan yang sebenarnya dari masing masing orang. Kepandaian seseorang kadang malah untuk membodohi yang lemah, yang punya fisik lebih malah menindas yang kecil, kadang kekuasaan digunakan untuk mengendalikan banyak orang, tapi dibalik itu dimanfaatkan untuk berkuasa"

Har: "aku tak mengerti?"

Ade: "manusia itu mempunyai sifat yang berbeda beda, semakin tinggi jabatanya maka semakin mudah bertindak kejahatan,
Jangan harap pendidikan yang baik dari kecil akan baik juga ketika dewasa, 'kadang jabatan dan harta mengubah segala galanya' ".

Aris: "sebenarnya sama saja, tapi rasa sakit itu juga pasti ada, tapi juga ada anak yang malah ingin ke Akademi karna disini lumayan berat"

Adzan dhuhur berkumandang, kami segera turun untuk berwudhu. setelah sholat jadwalnya adalah makan siang, kami camp WB harus makan bersama sama, jadi kami menunggu seluruh anggota berkumpul digedung WB karna itu adalah peraturan kelompok kami.
Makan siang kami ada didapur umum kami menamainya dapur 'Maz Praz' yang artinya makan sampai puas. Dapur Mz. Pras terletak dibelakang gedung gedung utama dekat komplek jembatan layang, untuk menuju kesana kami harus melewati 'kamar diesel' lalu masuk gang sempit saluran pembuangan air. Kami juga harus mengantri karna jumlah CKA yang tak sedikit.

Sambil mengantri biasanya anak anak berceloteh, menyanyi, bahkan ada yang sedang mengulang hafalan Al Qur'an. Anak Tahfidz.

"hari selasa apa ya, lauknya?"

"mungkin tahu junub!"

"biasanya sayur rebon ples kerupuk"

"kepriwek iki, inyong wes kencot kiek, ngantrine dowo tenan, nek lauke pindang iku kapan kyiak?"

"deneng inyong gak mudeng lauk pindang kapan"

    Begitulah obrolan obrolan mereka, tak terasa sudah giliranku untuk menyerahkan kartu makanku. Sama di Bangsal, bukti sebagai siswa dan juga sudah makan kami diberi kartu makan sebagai bukti, tak hanya bukti tapi, juga nyawa kami. Karna jika kartunya hilang maka akan mendapat kafaroh (sanksi) dan begitu menyebalkannya untuk mengurusinya.
   Dapur Mz. Praz ternyata begitu luas, mungkin setara lebar lapangan bola, terdapat 4 meja besar panjang untuk anak anak makan dengan kami mengantri untuk mengambil lauk, dan terserah mengambil seberapa nasi yang diinginkan. Meskipun lauk dibatasi tapi para CKA tumbuh gempal dan berisi. Karna disini semua makanan menjadi lezat. Dapur Mz. Praz seperti hasil sulapan lapangan, mungkin ini dulu gym karna seperti bekas lapangan basket, mulai dari atap penataan lampu meskipun sebagian mati, dan juga lantainya. Tidak seperti gedung gedung utama, dapur Mz. Praz tetap bertahan dengan kesederhanaanya. Asap mengepul dari tungku tungku open nasi, para CKA yang beramal sholeh didapur kami menyebutnya anak anak 'Mz. Pras' kulit mereka yang terpanggang keringat yang mengucur sederas air terjun dengan lengan lengan gempal berotot aku bisa melihatnya dari urat urat ototnya yang mencuat ingin mencolot dari kulitnya. Dan aku membayangkan apakah literan peluh itu masuk dalam nasi yang mereka angkat? Ah, lupakan.


    Tidak seperti kelompok andalan kelompok biasa lebih agak bebas, contohnya soal makan, mereka tak usah menunggu teman se-Camp jika lapar langsung menuju kedapur dan mereka bebas duduk dimana saja. Tidak seperti Camp lain yang makan dimeja besar Camp WB makan dipinggir meja besar dengan kursi kursi yang ditata melingkar.


     Sore, setelah kelas siang seperti biasa kami melakukan kegiatan 'amal sholeh'. Setelah makan sore, kami mandi membersihkan diri. Kamar mandi siswa terletak di'komplek timur gedung WB' tepat dibelakang gedung, anak anak menyebutnya jeding induk, kamar mandi yang terletak dibawah gedung BB, mempunyai begitu banyak lorong dalam satu lorong kanan kiri ada sekitar sepuluh kamar mandi, diujung lorong terdapat lorong berikutnya yaitu pancuran untuk mencuci beberapa meter dari lorong pancuran terdapat pintu masuk menuju sumur 9.
Malam sehabis sholat maghrib diadakan apel tiap tiap kelompok yang dipimpin oleh wali kelompok. Wali kelompok 'WB' adalah bp. Yunit, prof. Yunit Hidayatulloh dia juga mengajar meski dikelas tingkatan lebih atas. Kelas Cepatan.
'tetap dijaga kerukunan dan kekompakanya, dan terus bersemangat dalam beramal sholehnya', pesan bp. Yunit.
Pukul 20:00 wib, setelah sholat isya kegiatan kami adalah mengaji.

19:30 dikamar

Semua sudut gedung wisma begitu rame, kami semua menuju kamar untuk persiapan;

Aku: "dimana kita ngajinya?"
Ade:"sesuai dengan kelasnya masing masing, kelas lambatan ada dimasjid, kecuali jika pengen mengikuti kelas jawa, kau bisa pergi ke Kustur".

Aku, Harvin, Janu, Sugi berangkat bersama ke kelas
lambatan dimasjid.
Dibawah gedung banyak anak yang mondar mandis jajan, kami mampir sebentar diwarung untuk membeli camilan. Pengumuman dari pengeras 'untuk semua siswa harap kekelasnya masing masing' begitu keras di sudut tiap gedung.
Kami mencari tempat yang nyaman dimasjid, pas dengan pandangan keguru, meskipun masjid sudah lumayan penuh. Tepat pukul 20:00 wib pengajian dimulai.
Pengajar pada malam hari ini bernama bp. Istofa, dia guru bujang kami menyebutnya begitu karna masih belum punya se'istri'.

Hari ini para CKA yang akan dipindah akan diberangkatkan, hari ini aku juga akan berpisah dengan kawan kawanku, termasuk Riz ketuaku.
Aku menghampiri teman temanku yang akan diberangkatkan, mereka semua berkumpul dilantai bebas WB. Aku memang tidak bisa memberi apa apa, tapi setidaknya ucapan perpisahan. 'Jangan lupakan aku'.

Aku menhampiri Riz, ketuaku yang sedang mengatur tasnya:
Aku: "Riz" (kami berjabat tangan, berpelukan lengan, dia ketua yang bijak)

Riz: " hei mz. Broe, gimana kamu masuk kelompok apa?"

Aku: "kelompok 14, wb. Kamu ke akademi mana?"

Riz: "aku ke akademi Marga"
(suara lesu)

Aku: "aku doakan yang terbaik untukmu, semoga lancar barokah"

Riz: "iya, yah meskipun aku sebenarnya ingin tetap disini, tapi apa dayaku yang bertubuh kecil ini. Jaza Kallahu khoiro, Rukhan."

Tak hanya Riz yang dipindah ke akademi dari satu kelompokku, ada Mukh yang dipindah ke Institut Welblaw, dan Amint ke Mounteven, meskipun kebanyakan dari kami (kelompok f) berada disini.

"sukses buat kalian"

Ada 5 akademi yang disiapkan untuk menampung CKA pindahan, yang paling jauh ditengah kota apel 'Akademi Marga' yang pernah terkenal dengan cerita cinta siswanya. 'Institut Welblaw' Satu satunya Institut pencetak para pembangun, ditengah pedesaan yang terkenal dengan sepak bolanya juga ratusan hektar hutan tebu. 'Akademi X-sky' yang terkenal dengan tempatnya yang nyaman tentram juga sepak bolanya. 'Akademi Mounteven' berada dipuncak gunung dengan cuaca dingin sepanjang tahun juga sebagai kamping CAI. 'Akademi Sitkouro' yang terkenal keindahan danau dwi warnanya. 'Akademi Funaani' yang terkenal dengan bekas sumber luapan lumpur ganas yang menelan ribuan hektar tanah, lumpur Lapindo.
Sementara 'Aistram Orange Bones' untuk pendidikkan full time keagamaan untuk memperbaiki akhlak, moril CKA yang rusak.

"memanfaatkan barang bekas yang umumnya manusia memandang sebelah mata, semua itu akan berubah nilainya setelah benda tak berharga itu menjadi uang, dengan sedikit polesan"

You Might Also Like

0 komentar

Flickr Images